Rampai Nusantara : Tidak Ada Indikasi Bahwa Jokowi Melakukan Kecurangan Pemilu

by -244 x dilihat

Jakarta – Munculnya wacana hak angket yang digulirkan oleh Ganjar Pranowo usai pemilihan presiden (pilpres) di 14 Februari 2024 lalu, disambut baik oleh Anies Baswedan beserta kelompoknya. Hal ini bergulir menyikapi hasil pilpres berdasarkan quick count yang secara luar biasa memenangkan pasangan calon Prabowo-Gibran sekali putaran dengan perolehan suara yang sangat meyakinkan.

Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah menilai bahwa usulan hak angket ini karena Ganjar sama sekali tidak menyangka jika perolehan suaranya sangat sedikit. Tentu hal ini mengindikasikan bahwa rakyat tidak medukungnya hingga harus merosot di peringkat ketiga.

“Kita memaklumi tentu Ganjar merasa sangat malu sekali karena tidak menyangka, ternyata rakyat tidak mendukungnya sampai harus merosot ke peringkat ketiga. Ganjar merasa yang menyebabkan kekalahan memalukan ini adalah Presiden Jokowi sehingga dia menggulirkan Hak Angket yang l menurut saya ini usul yang keblinger dan sangat berlebihan.” ungkap Mardiansyah dalam keterangan tertulisnya, hari ini.

Pria yang akrab disapa Semar ini menilai tidak ada indikasi yang kuat dengan bukti-bukti bahwa Presiden Jokowi melakukan kesalahan atau kecurangan dalam pemilu 2024.

“Hak angket ini sama sekali tidak dapat merubah hasil pilpres. Jadi sangat aneh sekali jika kekecewaan atas kekalahan dalam pilpres dilampiaskan kepada Presiden Jokowi bahkan isu pemakzulan pun terus disuarakan.” ucapnya.

Dalam kompetisi atau kontestasi apapun, Semar menegaskan bahwa kontestan harus siap menang dan siap kalah. Apalagi jika merasa dirinya mampu menjadi pemimpin bangsa.

“Tentunya harus punya jiwa besar.” tegasnya.

Ia juga meyakini jika wacana hak angket serta pemakzulan ini terus disuarakan, justru tidak akan mendapat dukungan rakyat.

“Dukungan rakyat untuk Ganjar juga Anies justru akan semakin hilang. Kecewa boleh saja, tapi meragukan dan mengkhianati suara rakyat dengan mengangketnya saya rasa itu justru perilaku yang tidak berpihak pada rakyat walaupun saya meyakini wacana ini tidak punya kekuatan apapun kecuali hanya untuk menutupi rasa malu atas kekalahan.” tandas dia.

Semar juga menyinggung adanya anomali dalam pilpres yang digembor-gemborkan Ganjar Pranowo. Menurutnya hal itu juga terjadi di pemilu-pemilu sebelumnya.

“Rakyat memilih capres cawapres seringkali tidak linear terhadap dukungan partai pendukungnya. Jadi jangan heran kalau suara yang didapat capres itu tidak sesuai dengan suara partai pengusungnya.” tuturnya.

Bagi Mardiansyah, dinamika seperti itu memang normal terjadi di Pilpres. Wajar jika ada yang mendukung PdIP dalam kepartaian dan pencalegan tapi tidak memberi suara untuk presiden yang diusung partai.

“Itulah dinamika pilpres. Jadi Ganjar tidak usah bingung. Ada yang mendukung PDIP secara kepartaian dan pencalegan tapi tidak mau memberikan suaranya untuk Ganjar pada pilpres. Ya harus diterima dengan lapang dada.” ucapnya.

“Ganjar dan Anies tidak perlu berlarut-larut kesal dan kecewa. Persiapkan saja untuk bertarung dalam pemilu lima tahun lagi. Walau saya meyakini mereka berdua akan sulit mendapatkan dukungan rakyat dengan perilaku yang seperti sekarang ini.” pungkasnya