Jakarta – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di berbagai daerah di Indonesia terus menjadi perhatian serius pemerintah. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan tetapi juga pada perekonomian masyarakat, terutama para peternak dan pedagang daging sapi.
Untuk mengendalikan penyebaran PMK, pemerintah bersama Polri telah menerapkan sejumlah kebijakan ketat, termasuk pengawasan lalu lintas ternak, vaksinasi massal, serta edukasi kepada peternak dan masyarakat.
Dalam menanggapi situasi ini, Dr. drh. Trioso Purnawarman, M.Si., pakar kesehatan hewan, menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah. Menurutnya, penanganan yang cepat dan terkoordinasi adalah kunci utama dalam mengatasi wabah PMK agar tidak semakin meluas.
“Penyakit Mulut dan Kuku memang tidak menular kepada manusia, tetapi dampaknya terhadap sektor peternakan sangat besar. Oleh karena itu, saya sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam membatasi lalu lintas ternak dari daerah yang terdampak serta mempercepat vaksinasi bagi hewan yang rentan. Ini merupakan langkah yang tepat untuk menekan angka penyebaran dan melindungi peternak dari kerugian yang lebih besar,” ujar Dr. drh. Trioso Purnawarman.
Selain itu, Dr. drh. Trioso juga menyarankan agar pemerintah memperketat pengawasan di perbatasan wilayah atau membatasi lalu lintas perdagangan hewan ternak untuk mencegah masuknya hewan yang belum melalui pemeriksaan kesehatan.
“Penting juga untuk meningkatkan sosialisasi kepada peternak tentang langkah-langkah pencegahan dan tata cara penanganan hewan yang terinfeksi. Dengan demikian, penularan dapat ditekan secara maksimal,” tambahnya.
Di sisi lain, Polri turut berperan aktif dalam memastikan kebijakan ini berjalan dengan baik. Penegakan aturan terkait distribusi hewan ternak dilakukan dengan ketat guna mencegah penyebaran PMK ke wilayah yang masih bebas dari wabah. Polri juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan pendampingan kepada peternak serta memastikan ketersediaan pasokan daging tetap stabil di pasaran.
“Kami mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan Polri dalam menangani wabah PMK ini. Dengan sinergi yang kuat antara semua pihak, saya yakin sektor peternakan Indonesia akan segera pulih dan kembali berdaya saing tinggi,” tutup Dr. drh. Trioso Purnawarman.
Langkah-langkah pemerintah dan Polri ini mendapat respons positif dari berbagai pihak. Selain melindungi industri peternakan nasional, kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga daging di tengah kondisi yang menantang. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dalam mengonsumsi daging sapi dan tetap memastikan membeli produk dari sumber yang terpercaya.
Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, Polri, pakar kesehatan hewan, dan masyarakat, diharapkan wabah PMK dapat segera dikendalikan sehingga sektor peternakan Indonesia kembali pulih dan berdaya saing tinggi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2025 melalui Ketahanan Pangan.